Sadakah Limau
Tradisi
Tradisi basidakah limau dilaksanakan sehari sebelum memasuki bulan Ramadan, sebagai bentuk rasa syukur terhadap Allah karena disampaikan kembali pada bulan Ramadan dan sebagai ajang saling bermaafan diantara masyarakat yang akan berkumpul sore hari. Selain itu, tradisi basidakah limau diadakan juga untuk mengenang anggota keluarga yang sudah meninggal dunia. Tradisi ini diawali dengan membuat "pucuak", terbuat dari daun kelapa yang masih muda, dirangkai menyerupai janur,akan dibawa ke "balai", pusat keramaian tempat pelaksanaan basidakah limau sore harinya. Setelah itu, para ibu membuat makanan khas Nagari Kinari, yaitu "kue putu " yang terbuat dari tepung ketan, diberi gula pasir dan garam, dibungkus menggunakan daun pisang, kemudian dikukus. Setelah matang, disusun di cawan. Selain itu, para ibu juga mempersiapkan "limau",terdiri dari berbagai jenis jeruk, daun pandan, bunga mawar, yang dipotong kemudian direndam air, diletakkan dalam sebuah wadah.
Pada sore harinya, masyarakat datang bermai- ramai ke balai untuk menyaksikan prosesi tradisi basidakah limau yang diawali dengan wejangan oleh pemuka adat, dilanjutkan dengan melemparkan uang koin serta kue putu yang disiapkan pihak walinagari dan limau,diperebutkan oleh masyarakat kemudian dilanjutkan dengan makan kue putu bersama. Setelah semua prosesi berakhir, pucuak tersebut diantarkan makam anggota keluarga yang bergelar adat atau pemuda yang sudah meninggal, Setelah itu, masyarakat bersiap untuk melaksanakan shalat tarawih pertama.
kampung halaman.